Kamis, 29 Desember 2022

Ironi Perempuan : Tulang Rusuk Kini Bermetamorfosa menjadi Tulang Punggung



Oleh : Dhiyaa Alifa, Anggota Akademik Menulis Kreatif


“Perempuan adalah back bone dari perekonomian Indonesia. Maka ketika perempuan adalah kelompok yang paling terdampak, kelompok yang paling menderita atas krisis global ataupun perubahan iklim, ini harus mendapatkan perhatian khusus,” 


Pernyataan di atas dikutip dari seorang pakar ekonomi terkemuka, beliau merupakan dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada, Poppy Ismalina Ph.D, dalam forum diskusi yang diselenggarakan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Jumat (16/12).


Dari pernyataan beliau jelas bahwa kini peran perempuan telah bergeser jauh dari semula sebagai tulang rusuk dan kini memikul beban yang berat sebagai tulang punggung negeri ini, bisa jadi bukan hanya tulang punggung negeri ini, akan tetapi diberbagai belahan dunia yang lainnya pun demikian. 


Penegasan bahwa perempuan bermetamorfosa menjadi tulang punggung dikuatkan dengan tema besar Peringatan Hari Ibu yang ke-94 yakni, PEREMPUAN BERDAYA INDONESIA MAJU. Tema utama tersebut didesain agar perempuan bisa 'berdaya' dengan harapan bisa menaikkan taraf ekonomi keluarga bahkan negara. 


Perlu kita ketahui ketika berbicara pemberdayaan perempuan, maka muara yang akan kita temui adalah pada suatu ironi yang faktanya adalah eksploitasi perempuan pada ranah ekonomi, seolah-olah berkata kepada kita bahwa sebenarnya  eksploitasi  perempuan berkedok pemberdayaan.


Contoh nyata yang membuktikan pemberdayaan perempuan adalah eksploitasi ekonomi semata adalah maraknya 'jasa' yang digunakan oleh para pelaku bisnis yang menjadikan perempuan sebagai 'pemikat produk' agar laku dipasaran. Sebut saja iklan yang memasarkan mobil mewah, tapi yang ditampilkan adalah kemolekan perempuan. Dimanakah letak keterikatan produk yang ditawarkan dengan konten iklan yang ditayangkan? Kalau bukan menjadikan perempuan sebagai 'alat' yang menjadi sasaran eksploitasi, baik secara sadar atau tidak perempuan telah menjadi korbannya.


 Atau ketika jalur TKI yang dikirimkan keluar negeri kembali dibuka, kemungkinan besar yang akan menjadi primadonanya adalah perempuan. Lagi-lagi perempuan harus menopang tegaknya kehidupan keluarga dan negara.


Itulah fakta eksploitasi perempuan yang kini dilakukan oleh sistem kapitalis demi meraup keuntungan yang sebesar-sebarnya. Padahal jauh sebelum kapitalis berjaya, ada sebuah sistem yang sangat menjaga perempuan hingga perempuan mampu meraih posisi tinggi nan mulia tanpa harus meninggalkan fitrahnya. Perempuan adalah tulang rusuk yang harus dilindungi dan dijaga, dipandu dan dibimbing agar bisa terus menjaga ketaatan pada Allah swt.


Mari kita tengok bagaimana peradaban Islam dimasa penerapannya secara menyeluruh dalam sebuah sistem kehidupan, agar mata kita bisa melihat secara jelas bagaimana sistem Islam berkerja untuk menjadi rahmat bagi semesta alam, khususnya perempuan yang berada di dalamnya.


Islam Memandang Perempuan

Islam adalah agama sekaligus way of life yang tidak bisa dipisahkan bak dua sisi mata uang yang berdampingan. Berbagai aspek kehidupan telah diatur oleh yang memiliki kehidupan, yakni Allah swt. al-Khaliq (Sang Pencipta) dan al-Mudabbir (yang Maha Pengatur). Tidak terkecuali dengan persoalan perempuan.


Islam memandang perempuan dengan mulia, bahkan sosok seorang ibu ditinggikan derajatnya menjadi 3 tingkat lebih tinggi dibanding ayah. Kemuliaan yang didapatkan perempuan bisa diraih hanya dengan satu cara, yakni taat kepada Allah swt.


Ketaatan yang dilakukan oleh perempuan sejatinya memerlukan panduan agar tidak keliru dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu, Islam akan mendudukkan perempuan sesuai fitrahnya agar bisa menjalankan perannya secara baik dan benar.


Manusia, baik itu laki-laki dan perempuan merupakan makhluk sosial. Sebagaimana perempuan ketika beraktifitas, perempuan akan dihadapkan pada suatu kondisi ranah domestik dan publik. Yakni berada pada posisi anggota keluarga, masyarakat, dan negara. Akan tetapi, secara naluriah ia akan merujuk pada peranan yang melampaui profesi manapun dengan menyandang status sebagai hamba Allah swt. 

Sebagai contoh, mari kita lihat sosok Maryam Astrulabi yang menemukan cikal bakal GPS, As-Syifa yang menjadi qadhi yang berada di pasar untuk terus memantau aturan Islam diterapkan di sana, bahkan sampai yang paling masyhur, yakni Ibunda Aisyah ra. yang dikenal dengan kecerdasannya yang luar biasa diberikan ruang untuk berkiprah diranah publik tanpa meninggalkan posisinya sebagai ibu dan istri yang taat pada Allah swt. 


Posisi perempuan diranah domestik dan publik mendapat penjagaan agar posisi perempuan tetap sesuai fitrahnya, tanpa mengekang perempuan sehingga perempuan tetap bisa berkiprah dan berprestasi bahkan profesional dalam bidang sains dan teknologi salam batas koridor hukum Allah tentunya. Dengan kata lain peranan tersebut berjalan beriringan tanpa terjadi kontradiksi.


Semua kegemilangan itu direkam dalam jejak sejarah secara pasti, bukan sebuah ilusi. Islam dan peradabannya mendapatkan banyak prestasi karena meletakkan landasan nilai yang sangat berbeda dengan sistem yang bercokol saat ini (baca : kapitalisme). Islam menjadikan keimanan kepada Allah swt. dan akidah Islam sebagai landasan peradabannya, ketakwaan sebagai konsep kehidupannya, dan ridha Allah sebagai kebahagiaannya.


Menjadi profesional sebagai guru, dokter, perawat, pengusaha tidak menjadikan perempuan lupa akan identitas hakikinya sebagai hamba Allah. Juga tidak melalaikannya dalam aktifitas dakwah untuk menyeru kepada kebajikan dan melarang kemungkaran di tengah masyarakat. Ibadah sebagai misi penciptaan manusia itulah fokus dari tatanan masyarakat Islam yang akan dihujamkan dalam praktiknya ketika Islam menjadi sistem kehidupan yang dijalankan secara kaffah.


Demikianlah Islam mampu membuat perempuan menduduki posisi yang tinggi nan mulia, bukan seperti perlakuan kapitalisme yang hanya mengeksploitasi perempuan dengan berkedok pemberdayaan ekonomi.

Rabu, 15 Desember 2021

Never give up!!!

 

Apakah ingin pergi dari dunia ini wajar jika kau merasakan sakit yang tak kunjung usai?!

Mungkin 'YA' mungkinkah juga 'TIDAK'...

Tergantung cara pandang kita kawans, jika pikiran mu terjerat oleh sistem kapitalisme maka mungkin wajar saja, karena kebebasan individu menjadi hal yang harus dijunjung tinggi, termasuk menghilang secara permanen dari dunia ini... Tanpa mengetahui dan menyadari konsekunsi setelah itu, kehidupan kekal selamanya telah menanti atas investasi tindakan kita selama menjalani kehidupan di dunia ini.

Jika kita muslim dan mau menggunakan kacamata Islam, tentu sebuah ketidakwajaran!!! Karena merupakan suatu perbuatan yang dibenci oleh Allah... Karena telah berputus asa dari rahmat-Nya... Sungguh tidak bercela dengan alasan apapun untuk mengambil keputusan memisahkan nyawa dengan raga secara sengaja... Astaghfirullah... Maafkan hamba ya Allah....

Bangkitlah wahai diri yang tengah terpuruk hingga titik nadir!!!

Bangkitlah wahai diri yang tengah dipeluk putus asa!!!

Bangkitlah wahai diri yang tengah merasakan kehampaan tiada tara!!!

Bangkitlah wahai diri yang tengah tenggelam dalam kesendirian yang menusuk jiwa hingga merasa sakit tapi tidak berdarah!

Bangkitlah!!! Ingatlah mimpi BESAR akan bisyarah Rasulullah Saw.. Ingatlah bahwa engkau adalah sang pemimpi dan pemenang sejak DNA mu terbentuk.

Buka matamu
Singsingkan lengan
Tatap masa depan
Jadikan masa lalu adalah bagian dirimu yang hanya kau jadikan pelajaran berharga, bukan untuk mengekang dirimu dalam keterpurukan bagai labirin kehidupan yang tak kunjung menemukan jalan keluar

Ku mohon bangkitlah dan bergegas menuju perjalanan yang kau inginkan, hingga syahid di jalan Dakwah dalam melanjutkan kehidupan Islam.

Dhe.
Selasa, 14 12 2021
11.23 WIB

Jumat, 26 November 2021

Kumpulan Remah Kata

 Kumpulan Remah Kata 


Sahabat, mungkin ada sebagian orang yang tidak peduli dengan kata yang ia Bina... 


Padahal lewat remah kata yang terucap ketika itu menuai kebaikan bahkan jadi panutan dalam kebaikan in syaa Allah akan menjadi bekal diakhirat kelak.. 


Remah kata bukan hanya yang kita ucap, tapi remah kata yang kita rangkai dalam sebuah tulisan yang menginspirasi in syaa Allah bisa mengantarkan kita pada berlipat kebaikan bahkan pahala yang mengalir meski kita kelak tak bernyawa lagi... 



Jangan sepelekan yang kita ucap dan tulis. Karena jika niatkan untuk saling mengingatkan dalam kebaikan dan kebenaran in syaa Allah tidak akan sia-sia ☺️


Selamat beraktivitas sahabat @oprekmind1453 


Sahabatmu @oprekmind 🙏😊

Kamis, 11 November 2021

Pelita Dalam Gelapnya Malam








Pelita Dalam Gelapnya Malam


Pekatnya malam

Gelap gulita semakin memburu diri

Menerkam keberanian yang tengah diperjuangkan

Ya, ini adalah kisah perjuangan kita


Malam semakin larut

Semakin terasa mencekam

Mengoyak cita dan asa

Yang selama ini kita bina

Menyulut rasa takut yang kian akut


Malam semakin dingin

Menusuk tulang

Menghadirkan enggan untuk meneruskan perjuangan

Kebiadaban para pecinta malam

Menimbulkan perih akibat luka menyayat hati untuk saudara-saudara kami

yang telah terlebih dahulu menghadap Illahi Rabbi 

Ya Mereka telah mendahului

Syahid di medan pertempuran

Meraih gelar predikat martir garda terdepan membela perjuangan Islam


Malam memang kian pekat

Malam semakin larut

Semakin dingin menusuk tulang

Semakin pula memberatkan hati untuk bangkit berjuang


Dinginnya malam melenakan untuk terus menutup mata

Tertidur lelap

Berlindung dalam dekapan hangatnya rasa malas

Bersembunyi dalam selimut kelemahan hati

Bermimpi akan keegoisan diri yang hanya ingin merasakan indahnya pagi nan sejuk sendiri

Tanpa mau tau 

Tanpa peduli

Bahkan sengaja menutup hati akan peristiwa bercucurannya darah para syuhada kala malam itu terjadi 


Wahai diri, wahai yang tengah disibukkan oleh banyak alasan yang membenarkan

Bangkitlah!

Sadarlah!

Buka mata hati!

Darah semerbak mewangi dari perjuangan para syuhada

Reruntuhan yang menjadi saksi bisu kebiadaban para culas

Air mata yang kering karena tangisan pilu

Keringat yang membasahi perjuangan ini

Fitnah yang keji melanda saudara-saudara kita

Akankah kau biarkan begitu saja kawan???

Ingatkah bahwa semakin pekatnya malam menandakan segera terbitnya mentari pagi?

Ya, sebentar lagi fajar akan menyibak pekatnya malam

Fajar akan menyingsing membawa asa dan cita yang selama ini berusaha kita gapai


Ya, lepaskan belenggu rasa malas

Lepaskan rasa egoismu

Kuatkan hatimu wahai diri

Janji Allah itu pasti

Bisyarah Rasulullah itu akan terjadi

Kemenangan Islam sedang menunggu dibatas waktu


Lihatlah batu karang yang kokoh itu

Kokoh melawan deburan ombak

Tak lari dari badai yang menghampiri


Wahai diri

Tengoklah belahan dunia nun jauh di sana

Buka cakrawalamu

Seorang mujahid tengah melawan berbekal batu kerikil

Melawan moncong senapan

 

Tidakkah pula kau dengar?

Suara-suara teriakan Takbir yang membahana di bumi Allah sana

Tidakah kau rasakan

Dalam pekatnya malam ada semilir angin sejuk

Membawa kabar pagi segera tiba 


Perjuangan belum usai kawan

Kemuliaan Islam akan segera terwujud

Kuatkan tekad untuk terus bersama barisan dakwah


Dalam pekatnya malam

Terobos dengan api perjuangan Islam

Kabarkan pada dunia bahwa Kemenangan Islam segera tiba

Pertolongan Allah itu dekat

Janji Allah akan segera terwujud

Bisyarah Rasulullah kian nyata di depan mata


Wahai diri, apakah yang kau tunggu?

Apakah engkau masih meragu?

Jangan sia-siakan pengorbanan para kekasih Allah yang telah syahid dalam perjuangan

Lanjutkan estafet perjuangan Islam!

Jadilah batu karang yang kokoh itu!

Jadilah pelita umat dalam kegelapan malam!

Bongkar makar para penista Islam!

Terangi malam dengan cahaya Islam


Wahai diri

Engkau bukahlah serpihan batu karang yang karam

Yakinkan bahwa engkau adalah batu karang yang kokoh itu

Lihatlah engkau tidak sendiri

Para pendahulumu dan sahabat-sahabatmu kini tengah berjuang demi Islam

Mempertahankan asa

Mewujudkan cita

Menyongsong kemenangan yang telah dijanjikan secara nyata


Rapatkan barisan

Berlarilah hingga garda terdepan

Sambut perjuangan 

Kepalkan tangan

Raih kemenangan Islam

Demi melanjutkan kehidupan Islam

Allahu Akbar!!! Allahu Akbar!!! Allahu Akbar!!! 

Rabu, 21 Juli 2021

Menulislah





Sudah lama banget ya ga nulis lagi di blog ini. Mari kita mulai tinggalkan jejak yang lebih banyak untuk dibaca dikemudian hari sebagai salah satu 'resep' muhasabah dikemudian hari ketika diri ini lalai bahkan menjauh dari kebiakan... Astaghfirullah.. jangan sampai terjadi.

Sekarang saya hanya ingin memulai untuk meyakinkan diri sendiri melanjutkan buku yang sudah lama tidak digarap, hehe udah jaman kapan tau  ya itu tulisan.

Sedikit flashback, berawal dari buku Menggenggam Bara Islam, keinginan menulis semakin kuat dan akhirnya diputuskan sebuah judul buku Oprekmind. Greget mau nulis tapi ga punya ide. Walhasil, tertunda hingga kurang lebih 7 tahun  belum cetak juga. Drama juga terjadi saat proses penyusunannya, file hilang tanpa back-up pun menjadi alasan tidak melanjutkan karya. 

Hampir saya kubur tulisan itu dan keinginan untuk jadi penulis karena terkikis oleh aktivitas lain. Sampai suatu hari seorang guru mengatakan carilah dengan cara apa engkau bisa berkontribusi untuk umat. Keinginan lama kembali saya tanam. Ya. Saya harus menulis!!! Meski tidak mahir, tapi saya suka menulis. 

Guru saya menyebutkan ketika sudah menetapkan untuk berkarya dengan cara seperti apa, maka carilah King Pin agar punya sosok ahli yang bisa membimbingmu, bahkan kita,terlebih saya harus siap dibimbing, dimarahi, dikritik dll...


Wahhh. Kira-siapa yang akan saya jadikan sosok dan jadi pembimbing nulis saya? Hmmm mikir keras, Alhamdulillah, qadarullah Allah pertemukan dengan sosok penulis yang luar biasa, Maa syaa Allah, dan singkat cerita saya dibimbing oleh beliau. 


Alhamdulillah, intinya jika kita mengupayakan, In syaa Allah ada jalan. Yang terpenting adalah konsisten untuk melakukan apa yang kita lakukan. Sedikit apapun pergerakan yang kita lakukan, teruslah bergerak agar tak menggenang dan menguap begitu saja sisa usiamu. (Nasihat untuk saya)


Sambil ditemani alunan yang Mood booster, Renegades OOR