Rabu, 09 Oktober 2013

Abdullah bin Rawahah yang Menginspirasi



"Wahai jiwa yang seandainya kamu tidak berperang, Niscaya Kamu juga MATI, sungguh kolam (medan) peperangan ini telah bergemuruh airnya" (Abdullah bin Rawahah)


Kata2 dari seorang muslim yang tangguh...
Mengenai MATI, kali ini saya akan berbicara tentang kepastian datangnya KEMATIAN. Tidak sedikit orang yang merasa bahwa dia akan hidup kekal di dunia ini, dan tentunya banyak juga yang meyakini keniscayaan dan memang pasti kematian cepat atau lambat akan menghampiri diri, yakni menghampiri pada setiap yang bernyawa.
Orang yang berependapat dan meyakini ia tidak akan mati saya punya beberapa susunan kalimat untuk berdialog dengannya. Berdasarkan apa yang telah saya dapatkan dalam kajian2 intensif Manusia, ykni kita sebagai makhluk secara universal memiliki 3 karakter yang tidak dapat dipungkiri kebenarannya, di antaraya:
1. Manusia sebagai makhluk akan senatiasa TERBATAS
2. Manusia sebagai makhluk MEMBUTUHKAN YANG LAIN
3. Manusia sebagai makhluk bersifat LEMAH,,,,

Ada yang mau protes?
Tenang dulu kawan, dengarkan saya hingga akhir tulisan ini! Duduk yang manis dan lanjutkan memahami kata demi kata yang saya sajikan. Oke! Thank's ^_^

Kita mulai preteli satu persatu kebenaran poin 1, 2 dan 3. Untuk Poin 1,posisi manusia sebagai makhluk akan senantiasa terbatas, pembuktiannya: "Kita dapat meihat aktivitas orang2 yang ada di suatu ruangan, kita bisa mengamati teman2 sekelas, kita bisa memandang wajah ibu yang sedang memasak di dapur (dengan ketentuan kita berada pada ruangan yang sama pada saat waktu bersamaan pula). Nah, sekarang coba ceritakan apa yang kawan2 lihat tanpa alat apapun, tanpa cctv dll kegiatan di berbeda ruangan kelas sebelah, atau ketika kita sedang ada di dapur membantu ibu memasak, ceritakan apa yang sedang adik lakukan di halaman denpan rumah!!!! apakah dapat melihat kegiatannya secara rinci? Saya rasa tidak. Contoh yang kedua, saya mau tanya apakah kita bisa lihat virus yang sedang berseliweran di udara atau bakteri yang ada di makanan yang di jual di pinggir jalan lengkap dengan terpaan debu jalanan? Saya pun yakin, pasti nggak akan bisa lihat. satu lagi untuk lebih meyakinkan, pertanyaan tentang apakah ada manusia yang berumum 2000 tahun? Jelas ngga ada ya, Manusia kan pada akhirnya akan MATI. Itu adalah bukti bahwa kita sangat terbatas, kalo ngga percaya silahkan kaji lebih deh,,,, atau hubungi saya via email dan komen2 aja deh.
Poin 2, manusia sebagai makhluk membutuhkan yang lain. Kebayang ngga kalo kita bernafas harus secara sadar dan memompa darah harus kita instruksikan secara langsung oleh otak? rasanya ribet banget ya, kita akan ngerasa bosan memerintah aru2 untuk terus berjalan dan jantung untuk teru berdetak. Hal ini menunjukkan bahwa ada yang lain di luar kita yang mengaturnya. Yakni Pencipta, Allah swt. contoh lain. sederhananya, kalo kita lagi ngga punya uang pernah pinjem ama temen? itu adalah contoh sederhana bahwa kita membutuhkan yang lain, baik itu butuh terhadap sang Pencipta (Allah swt) atau butuh pada makhluk yang lain (teman kita). Untuk poin 3, manusia sebagai makhluk bersifat lemah, apakah kita bisa nawar sebelum lahir kita pesen dilahirkan dari ibu yang cantik, hidung mancung, bermata jeli seperti bidadari dan ayah yang genteng kayak artis? saipaa yang bisa kayak gitu? saya katakan tidak bisa. so.... kesimpulannya, manusia lemah, dan tidak bisa menentukan ingin dari siapa ia di lahirkan dan wajahnya mau mirip siapa.



Sebenarnya itu prolog menuju pembahasan inti, mengenai KEMATIAN. Benang Merahnya adalah bahwa sejatinya manusia bersifat terbatas dan hidup di dunia dalam batas waktu yang telah ditentukan oleh Allah. Mengenai MATI. Jika kita pada akhirnya akan Mati dan selanjutnya kita semua akan kembali pada Allah. Singkat aja, MAU JADI APA PUN KITA PADA SAAT HIDUP DI DUNIA, UJUNGNYA KITA AKAN MATI. JIKA DEMIKIAN, APAKAH KITA MAU HIDUP KITA DISIA-SIAKAN DENGAN HAL-HAL YANG TIDAK BERGUNA. PADAHAL HIDUP ADALAH AJANG PENCARIAN BEKAL UNTUK PENGHIDUPAN YANG LEBIH BAIK DI AKHIRAT NANTI. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar