Senin, 07 Oktober 2013

LOVE

LOVE...... atau biasa orang2 Indonesia bilang CINTA. kata yang menarik, sehingga mengundang banyak orang untuk berbicara tentang hal ini>>>>>
Saking banyaknya yang memaknai cinta, kini cinta seolah kehilangan makna sejatinya. Berbicara tentang Cinta, hal apa yang pertama melintas dalam benak kita?
Pertalian kasih antara dua sejoli, Merajut Asrama, Ups! asmara maksudnya,
ada lagi yang terlintas dibanak erat kaitannya dengan pacaran dan aktivitas dua orang yang berlawanan jenis lainnya. Pemaknaan itu tidak salah memang, tapi Bro n Sis ngga itu itu aja kaleee. Jika Cinta dimaknai demikian, maka pudarlah dan semakin dipersempitlah makna cinta yang hakiki.

Sebelum beranjak ke obrolan berikutnya, saya ingin menginformasikan bahwa Cinta itu merupakan fitrah manusia yang diberikan oleh Pencinta-Allah Swt.- dan saya yakin ngga ada satu pun di dunia ini yang tidak memiliki cinta, pasti semua akan merasakannya. Karena cinta adalah fitrah yang akan terus melekat pada diri manusia dan tidak bisa dimusnahkan, maka tidak ada alasan untuk membiarkannya begitu saja. Kemudian rasa cinta diciptakan oleh Allah dengan tujuan  untuk melestarikan keturunan. 

Sekali lagi, saya ingatkan BAHWA cinta TIDAK BISA DIMUSNAHKAN. Adanya pelarangan terhadap fitrah akan cinta, maka akan menimbulkan malapetaka. Yakni timbul kerusakan dan penyimpangan2 lainnya. Sedangkan yang membiarkan cinta telalu bebas untuk berekspresi, SAMA aja CELAKA!!! Oleh karena itu,  di dalam Islam, dengan segala kesempurnaan pengaturannya terhadap permasalahan kehidupan ditentukanlah bagaimana cara mengatur fitrah itu agar tidak menimbulkan kerusakan di muka bumi, yakni dengan adanya ikatan pernikahan, dengan pernikahan kelestarian dan nasab akan terjaga sangat baik, beda lagi dengan yang mengumbar cinta, dia akan kehilangan sense of true love-nya. Bahkan yang mengumbar cinta sebebas bebasnya layak dikatakan binatang-soalnya tidak ada pilihan untuk saya untuk menulis kata ini- hehehe 

Terkait cinta, sebenarnya sangat luas maknanya. Cinta kepada Allah, Kepada Rasulullah saw., Kepada orang tua dan pada lawan jenis, so jangan pernah menambah sempit dan merusak arti cinta yang sebenarnya. Bocoran dikit, kalo semua ingin cintanya tidak di tolak, maka cinta yang hakiki adalah cinta pada Allah pada makhluknya. 

Ngomong2 tentang cinta, ada beberapa hal yang ingin ku sampaikan, terkait cinta pada sesama makhluk. Terkadang kita terlalu mencintai seseorang sehingga enggan beranjak jauh darinya dan engga meninggalkan n ditinggalkan olehnya, sebagai contoh: Cinta kita pada IBU, yaaaaaa siapa sih yang tidak sayang pada wanita yang melahirkan dan memberikan kesempatan pada kita untuk mengenal dunia. Saya hanya ingin mengungkapkan bahwa tidak ada yang salah memang dengan cinta pada ibu, tapi hal yang paling ditakutkan dengan kata "terlalu mencintai". Kadang atau bisa dikatakan sering saya khawatir akan cinta yang terlalu pada IBU, walau bagaimana pun aku anak mu sangat mencintaimu. Tapi ketika itu keteraluan, akan menimbulkan ancaman bagiku. Satu hal yang kini ku pahami, aku anakmu sangat mencintaimu, dengan darahmu, tangis, tawa, manis dan pahitnya kehidupan kau berikan yang terbaik bagiku, tapi semua itu tidak boleh melebihi cintaku pada yang menciptakanmu bu, Allah swt. Cinta tertinggi harus kita persembahkan pada Allah, setelah itu pada Rasulullah. Semua kecintaan kita harus berlandaskan cinta pada Allah dan Rasul-Nya. Bu, meski pahit harus ku katakan. "kita harus saling mengerti dan memahami, jika aku yang terlebih dahulu yang menemui Pemilik dan Pencipta cinta, ku mohon ikhlaskan aku tuk pergi, sebaliknya engkau pun adalah makhluk Allah yang terbatas yang akan menemui akhir masa di dunia, BU, oleh karena itu ku mohon kita saling ikhlaskan siapa yang akan bersua pulang ke sisi-Nya. Hanya bakti ku yang kini ku punya, Miss U Mom n Love You. Jika aku yang harus mendahului, satu pesan ku bu. Selama ku bisa bernafas dan jantung masih berdetak. Kupersembahkan baktiku padamu agar kelak aku bisa menjadi saksi bahwa engkau adalah orang pertama yang mengenalkan ku pada Pemilik jagat raya. Uhibuki fillah ya umi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar