Hari Jumat lalu tepatnya pada tanggal 25 Juli pada sore hari
saya dan kedua sahabat tengah menikmati perjalanan "Mudik" -alias
mulih ka udik atau mundur dikit- hehehe
gak penting keles saya bahas itu...
Hal penting yang ingin saya sampaikan pada tulisan kali ini
adalah tentang rambu-rambu lalu lintas yang ada disepanjang jalan tol
Cileunyi-Cikopo... Lho, apa gunanya dan penting buat gue n lo.
Tepatnya hanya sebuah analogi. Sepanjang jalan, saya perhatikan
yang namanya jalan itu "street is never flat" wew, nggak bagus bhs
inggrisnya, hehe ah, sudahlah jangan dihiraukan. Jalanan menuju perjalanan
pulang tidaklah selalu datar, kadang berkelok, naik bahkan ada turunan tajam. Menariknya ternyata
yang membuat jalan tol itu selalu aja memberikan aba-aba atau petunjuk.
Ketika
ada jalur pendakian disana ada tanda atau kode gambar tanjakan, jika berakhir
lajur pendakian ada tulisan "akhir lajur pendakian" jika ada belokan
ada pula gambar yang menunjukkan tikungan. Biasanya tuh di jalan tol batas
kecepatan min 60 km/jam n maks 80 km/jam.
Adanya yang lebih menarik lagi, jika kita lelah dan ingin rehat
sejenak biasanya di tengah perjalanan ada pm bensin+mushola+tempat buat jajan.
Hehe dan itu, ada pemberitahuannya, ada di kilo meter berapa dan berapa jauh
lagi jaraknya. Lengkap deh pokoknya. Terusada lagi wa bil khusus untuk daerah
yang rawan longsor atau kabut biasanya suka ada keterangannya, atau ada
lajur-lajur khusus bagi bus, kendaraan pribadi, truck dll. Biasanya yang
bus/truck tetep berada di lajur kiri. Jangan lupa jika mendahului jangan
coba-coba dari arah kiri. Bisa brabe n
bahaya. Kalau saya sebutin satu-satu rambu-rambu lalu lintas bisa kepanjangan
ya? Kurang lebih itu yang saya temui. Di samping ada lampu merah, kuning dan
hijau.
Dan maksudnya apa sih dari tadi saya muter-muter ngomongin
rambu-rambu lalu lintas? Yupz, yang ingin saya bicarakan adalah hubungan antara
orang yang membuat rute jalan tol, rambu-rambu, dan orang yang menggunakannya.
Dalam benak saya terlintas, "kok bisa ya banyak rambu-rambu
sedetail itu, kok mau-maunya repot-repot pasang-pasang rambu-rambu padahal
belum tentu yang bikin terus-terusan menggunakan jalan itu? " pada saat
itu juga saya temukan jawabannya, jawabannya adalah "Agar para pengguna jalan aman dan selamat sampai
tujuan"
Lalu apa pentingnya tulisan ini? Meski memang nggak penting2
amat, dan si amat pun ngga penting-penting untuk di bahas, hehe mulai deh
ngawur
Ok, kita kembali ke jalan yang lurus.
Maksud saya dari tadi adalah membuat perumpamaan antara aturan
atau rambu-rambu yang ada di jalan tol dengan aturan hidup kita. Pembuat jalan
tadi membuat rambu-rambu semata-mata untuk keselamatan pengguna jalan dan
Pencipta kita Allah swt. pun demikian. Allah sejatinya bukan hanya Pencipta
manusia akan tetapi sekaligus pengatur kita. Agar perjalanan mudik -atau
perjalanan-perjalanan lain- selamat sampai tujuan maka dibuatlah rambu-rambu
lalu lintas dan agar perjalanan kehidupan maka Allah teah siapkan aturannya
dalam bentuk al-Quran dan as-Sunnah, tujuannya tidak lain adalah demi
keselamatan kita di dunia dan akhirat.
Masih pusing? Syukurlah berarti sabahat semua tengah berpikir...
He #Ngeles
Tidak ada komentar:
Posting Komentar