Rabu, 30 Juli 2014

Selalu ada hikmah di balik sesuatu



Hari Jumat lalu tepatnya pada tanggal 25 Juli pada sore hari saya dan kedua sahabat tengah menikmati perjalanan "Mudik" -alias mulih ka udik atau mundur dikit- hehehe
gak penting keles  saya bahas itu...
Hal penting yang ingin saya sampaikan pada tulisan kali ini adalah tentang rambu-rambu lalu lintas yang ada disepanjang jalan tol Cileunyi-Cikopo... Lho, apa gunanya dan penting buat gue n lo.
Tepatnya hanya sebuah analogi. Sepanjang jalan, saya perhatikan yang namanya jalan itu "street is never flat" wew, nggak bagus bhs inggrisnya, hehe ah, sudahlah jangan dihiraukan. Jalanan menuju perjalanan pulang tidaklah selalu datar, kadang berkelok, naik  bahkan ada turunan tajam. Menariknya ternyata yang membuat jalan tol itu selalu aja memberikan aba-aba atau petunjuk.
Ketika ada jalur pendakian disana ada tanda atau kode gambar tanjakan, jika berakhir lajur pendakian ada tulisan "akhir lajur pendakian" jika ada belokan ada pula gambar yang menunjukkan tikungan. Biasanya tuh di jalan tol batas kecepatan min 60 km/jam n maks 80 km/jam.
Adanya yang lebih menarik lagi, jika kita lelah dan ingin rehat sejenak biasanya di tengah perjalanan ada pm bensin+mushola+tempat buat jajan. Hehe dan itu, ada pemberitahuannya, ada di kilo meter berapa dan berapa jauh lagi jaraknya. Lengkap deh pokoknya. Terusada lagi wa bil khusus untuk daerah yang rawan longsor atau kabut biasanya suka ada keterangannya, atau ada lajur-lajur khusus bagi bus, kendaraan pribadi, truck dll. Biasanya yang bus/truck tetep berada di lajur kiri. Jangan lupa jika mendahului jangan coba-coba dari arah kiri. Bisa brabe n bahaya. Kalau saya sebutin satu-satu rambu-rambu lalu lintas bisa kepanjangan ya? Kurang lebih itu yang saya temui. Di samping ada lampu merah, kuning dan hijau.
Dan maksudnya apa sih dari tadi saya muter-muter ngomongin rambu-rambu lalu lintas? Yupz, yang ingin saya bicarakan adalah hubungan antara orang yang membuat rute jalan tol, rambu-rambu, dan orang yang menggunakannya.
Dalam benak saya terlintas, "kok bisa ya banyak rambu-rambu sedetail itu, kok mau-maunya repot-repot pasang-pasang rambu-rambu padahal belum tentu yang bikin terus-terusan menggunakan jalan itu? " pada saat itu juga saya temukan jawabannya, jawabannya adalah "Agar para pengguna jalan aman dan selamat sampai tujuan"
Lalu apa pentingnya tulisan ini? Meski memang nggak penting2 amat, dan si amat pun ngga penting-penting untuk di bahas, hehe mulai deh ngawur

Ok, kita kembali ke jalan yang lurus.
Maksud saya dari tadi adalah membuat perumpamaan antara aturan atau rambu-rambu yang ada di jalan tol dengan aturan hidup kita. Pembuat jalan tadi membuat rambu-rambu semata-mata untuk keselamatan pengguna jalan dan Pencipta kita Allah swt. pun demikian. Allah sejatinya bukan hanya Pencipta manusia akan tetapi sekaligus pengatur kita. Agar perjalanan mudik -atau perjalanan-perjalanan lain- selamat sampai tujuan maka dibuatlah rambu-rambu lalu lintas dan agar perjalanan kehidupan maka Allah teah siapkan aturannya dalam bentuk al-Quran dan as-Sunnah, tujuannya tidak lain adalah demi keselamatan kita di dunia dan akhirat.
Masih pusing? Syukurlah berarti sabahat semua tengah berpikir... He #Ngeles

Tidak ada komentar:

Posting Komentar