Sabtu, 12 Juli 2014

Monolog



Saat itu saya duduk menikmati sejuknya sepoi angin yang menerpa dedaunan dan kadang terasa dingin menyusup pori kulit. Diiringi alunan merdu dari kicau burung yang saling bersahutan. Mungkin ini yang disebut 'alam raya bertasbih' -dalam Lagu Opick- 
Sungguh hari yang indah. Jarang saya memperhatikan ciptaan Allah yang Indah disekeliling.



Andai mereka dapat bicara ingin rasanya becerita banyak hal. Tapi, ah sungguh tak mungkin nampaknya. 
Apakah saya akan merasakan ketenangan dan melihat indahnya surga diakhir persinggahan? 
Surga, satu kata yang begitu menakjubkan yang mampu membuat Sumayyah bertahan dalam keperihan untuk mempertahankan keimanan, yang mampu membuat Bilal setegar karang dibawah tekanan batu besar dengan keteguhan berucap "ahad, ahad, ahad". Surga pula yang membuat Hanzalah bergegas pergi ke medan Jihad, dan para sahabat lainnya yang rela berkorban. Meski tubuh tercabik, harta terkuras demi memperjuangkan Islam.
Tapi kini, Surga mengapa terasa hampa dalam diriku? Terasa indah tapi tak berbekas. Oh, sudah mengeraskan segumpal darah itu? Luluhkan hati ini ya Allah... agar Surga Firdaus menjadi pemicu langkahku dalam menapaki setiap jengkal kehidupan.
#Geje
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar