Minggu, 16 Maret 2014

Escape


Beban hidup yang terasa terlalu membebani kadang membuatmu patah arang dan semangat. Ya, itulah yang kini tengah kurasa kawan. Perasaanku kini kacau dan tak menentu. Rasanya ingin manjat gunung yang sangat tinggi kemudian meluncur di pegunungan bersalju
kemudian arung jeram dan main para layang, di lanjut dengan menyelam lautan yang amat dalam dan lari sprint 100 meter dengan kecepatan cahaya. Dan semuanya ingin aku lakukan hari ini, ya, pada saat ini. Bahkan kuingin enyah sementara pada saat ini!

Sebuah pemikiran yang tidak mungkin bukan?!
Manjat gunung nggak semudah itu kalee…. Ditambah para layang, terus menyelam, lari sprint dg kecepatan cahaya?!
Hohoho Impossible!!!

Pemikiaran itu terlintas begitu saja ketika kini aku tengah mengalami persoalan2 hidup yang datang bertubi2. Maunya lari dari masalah, menghabiskan energi demi melampiaskan rasa kesal dan muak dengan keadaan seperti ini.

Ok, kita lupakan saja masalah yang tengah menyambangiku pada saat ini. Kita mulai pada inti dari maksud tulisan pada kali ini.
Ngomong-ngomong mengenai masalah, ini ada kesimpulan yang kurangkum dan ku tambahkan dari video yang ku tonton. Slamat menyimak!!!

Solusi dari masalah adalah dengan mengembalikan permasalahan pada yang memberikan masalah. Allah swt. Ikang Fauzi -artis- mengatakan, bahwa "Masalah berasal dari Bahasa Arab yang artinya soal, berarti soal yang perlu dijawab atau membutuhkan jawaban", dengan kata lain, ia adalah sebuah tantangan yang sesegera mungkin kita hadapi dan selesaikan dengan baik serta tuntas, tujuannya agar nggak menumpuk persoalan dalam hidup --kan bisa berabe kalo soal numpuk nggak dikerjain, hehe kayak anak sekolahan aja yaaaa-- yaaa itulah hidup, penuh dengan persoalan.

Dalam kitab min muqawimmat nafsiyah islamiyah (pilar-pilar pengokoh nafsiyah Islam), kita akan menemukan bahwa manusia akan terus ditimpa permasalahan selama hidupnya sampai dosa2nya berguguran semua. Masalah bermacam-macam mulai dari diri kita sendiri, kelompok, bahkan negara. Misalnya masalah itu mulai dari galau, kemiskinan, keterpurukan pendidikan, hilangnya moral, keadaan ekonomi yang rendah, pembunuhan, pencurian, tawuran pelajar, penggusuran lahan, korupsi yang makin merajalela, suap-menyuapi si ibu dan anak, ups! Maksudnya Kasus suap yang udah merebak dikalangan para pemimpin kita yang katanya 'wakil rakyat'.
Kita sekarang beralih dari masalah2 yang dialami individu ke masalah yang sangat besar. Yakni, tidak diterapkannya hukum Islam secara menyeluruh dibawah naungan Khilafah. Kalo ada yang bilang Masboloh?. That’s Right! Bukan hanya Masbuloh, tapi masalah kita semua yang perlu dipikirkan bersama-sama oleh umat Islam. Mengapa? Karena tiadanya penerapan hukum Islam dalam setiap sendi kehidupan dalam sebuah konstitusi merupakan masalah besar yang harus segera diselesaikan karena dengan penerapan Syariah dan Khilafah adalah jalan keluar dari permasalahan2 cabang akibat kesalahan sebuah sistem kufur-Kapitalisme-Demokrasi-Sekuler- yang pada saat ini tengah bercokol. (Insya Allah akan saya lengkapi pada posting berikutnya mengenai Syariah dan Khilafah adalah solusi dari semua permasalahan kehidupan)
Ini ada sebuah puisi dari Drama School 2013 yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia:

Tak ada bunga yang akan mekar  tanpa mendapat goncangan . Semua bunga indah di dunia ini  mekar karena mendapat goncangan.
Saat sedang tergoncang, batangnya akan menjadi lurus.
Tak ada cinta yang tak mendapat goncangan.
Di manakah adanya bunga yang akan mekar tanpa terkena hujan?
Semua bunga  terindah di dunia ini  mekar  setelah terkena hujan.
Saat tertiup angin dan terkena hujan  kelopak bunga mekar dengan hangat.

Di manakah adanya kehidupan yang berjalan tanpa adanya masalah?

Note:
Supaya tulisan ini nggak disebut alay karena warna warni. Ini penjelasannya:
Warna Pink dan cokelat: untuk menjelaskan itu mah perkataan saya dan opini yang hendak saya tegaskan dalam tulisan ini
Warna Biru: hasil tontonan saya dari video yang berjudul "Berdamai dengan Masalah"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar